Oleh:
Rahmadiva Dianitha Danial 1401144268
Puteri Vania Shara 1401141389
Intan Rahmayuni 1401140211
Adrian Suryantono 1401142048
Fajri Yudha Aulia 1401140433
Oki Ismanto 1401142290
Kelas :
MBTI-D (MB-38-04)
Pertanyaan 1.a positive reinforcement,
2.a negative reinforcement,
3.a punishment.
2.Find and describe three advertisements, one based on cognitive learning, another based on operant conditioning, and the third based on classical conditioning. Discuss the nature of each advertisement and how it utilizes that type of learning.
3.Find and describe three advertisements that you believe are based on low-involvement learning and three that are based on high-involvement learning. Justify your selection.
4.Select a product and develop an advertisement based on low-involvement learning and one on high-involvement learning. When should each be used (be specific)?
5.Visit a grocery store and examine product packages or point-of-purchase information that could serve as retrieval cues for a brand’s ongoing advertising campaign. Write a brief report of your findings and describe the nature and effectiveness of the retrieval cues utilized. Could they have been better? Explain.
6.Select a product that you feel has a good product position and one that has a weak position. Justify your selection. Describe an ad or package for each product and indicate how it affects the product’s position.
Jawaban :
1.
Paramex adalah obat yang digunakan untuk meringankan keluhan sakit kepala pada penderita migrain, efektif juga untuk mengobati sakit gigi.
- Ketika kita meminum obat Paramex saat kita sakit kepala dan hasilnya sakit kepala kita hilang (positive reinforcement) , maka kita akan meminum obat yang sama saat kita mengalami sakit kepala (punishment) .
- Setelah meminum obat paramex ternyata kita mendapat alergi (negative reinforcement),maka tentunya kita tidak akan meminum obat yang sama lagi sebab mendapat alergi (punishment).
2.
-CLASSICAL CONDITIONING
Contoh: Iklan Top Kopi
Iwan fals adalah musisi terkenal di Indonesia karna lagu-lagunya yang mengkritik pemerintah. Dia sebagai ambassador iklan Top kopi yang dimana merk tersebut adalah pendatang baru.
Pada iklan Top Kopi dimana Iwan Fals (Primary Stimulus) yang merupakan sebuah penyanyi sekaligus public figure menyemboyankan “Jangan mengaku orang Indonesia kalau belum coba Top Kopi” (Secondary Stimulus). Hal ini akan membuat para konsumen akan mencoba produk Top Kopi utamanya para pecinta Iwan Fals.
-COGNITIVE LEARNING
Contoh : iklan shampoo New pantene
iklan shampoo New pantene rambut rontok versi “Anggun”. Iklan shampoo new pantene rambut rontok versi ”Anggun” menyampaikan pesan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas shampoo pantene. Iklan shampoo new pantene rambut rontok versi ”Anggun” menyampaikan pesan yang bertujuan untuk menjamin berkurangnya rambut rontok. Iklan shampoo new pantene rambut rontok versi ”Anggun” menyampaikan pesan yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan pada rambut. Aspek Afektif Aspek ini berhubungan dengan respon dimana seseorang menaruh perasaan pada stimulus yang diterima. Setelah melihat iklan shampoo new pantene rambut rontok versi ”Anggun”, saya merasa kualitas rambut yang lebih baik. Setelah melihat iklan shampoo new pantene rambut rontok versi ”Anggun”, saya tertarik shampoonya. Aspek Konatif Aspek konatif meneupakan aspek yang menunjuk pada sebuah tindakan atau perilaku. Setelah melihat iklan shampoo new pantene rambut rontok versi ”Anggun”, saya akan cenderung membeli.
- INSTRUMENTAL CONDITIONING (OPERANT CONDITIONING)
Contoh : Iklan penghilang noda pakaian Vanish
Vanish adalah produk yang terkemuka dalam perawatan bahan pakaian di lebih dari 30 negara di dunia, dan terkenal efektif untuk menghilangkan noda yang sulit dibersihkan dengan hanya menggunakan deterjen.
Vanish (vA-Nish) efektif menghilangkan noda seperti saus, lumpur, lipstick dan keringat, yang sulit untuk dihapus dengan hanya menggunakan deterjen. Vanish ampuh menghilangkan noda pada pakaian berwarna, putih dan pakaian halus tanpa merusak serat kain.
Keunggulan produk dapat menghilangkan noda pakaian tanpa merusak serat kain menjadi penguatan positif (Positive Reinforcement).
Jadi para konsumen yang ingin pakaiannya bersih dari noda dan tanpa merusak kain baiknya memakai produk ini.
3.
High Involvement
- Di hubungkannya produk dengan isu-isu yang bisa membuat konsumen terlibat. Misalnya iklan sabun mandi Dettol menampilkan isu kesehatan kulit dengan kemampuannya membasmi kuman.
- Di hubungkannya produk dengan asosiasi diri. Misalnya iklan rokok Gudang Garam Filter dengan pria punya selera.
- Di hubungkan produk dengan situasi pribadi yang membuat konsumen terlibat. Misalnya iklan kopi Good day yang menampilkan suasana pagi hari yang sejuk atau dingin.
- Apabila dilihat dari iklan yang ditampilkan, iklan dari makanan ringan Tory Cheese Cracker tidak ada hubungannya dengan tarian yang diperagakan oleh 3 penari di iklan tersebut. Sehingga tidak dapat dipahami apa keterkaitan dari peragaan di iklan dengan produk makanan ringan tersebut.
- Kemudian iklan dari sebuah produk permen yang bernama Mentos . Iklan tersebut bercerita dimana ada seorang laki-laki yang tidur di kereta menggunakan sebuah benda yang menyerupai kepompong. Apabila ditinjau berdasarkan keterkaitan antara sebuah permen dan orang yang tidur menggunakan kepompong di kereta sama sekali tidak ada. Dan secara akal sehat juga sesorang tidak mungkin memiliki keberanian tidur di kereta menggunakan kepompong tanpa rasa malu.
- Iklan dari minyak goreng Sunco yang menampilkan bahwa minyak goreng tersebut dapat diminum. Minyak goreng bukanlah minuman yang dapat diminum, sehingga iklan tersebut memiliki keterkaitan yang rendah.
4. Contoh iklan
suatu produk yang dipilih ialah iklan pasta gigi Pepsodent.
Pasta gigi Pepsodent memiliki beberapa iklan yang ditayangkan untuk
menarik konsumen membeli produk mereka.
- Iklan yang memiliki pengaruh tinggi (high-involvement)
Iklan-iklan
tersebut mendapatkan banyak apresiasi masyarakat, karena tidak hanya bersifat
komersil tetapi juga terdapat unsur edukasinya, yaitu mengajarkan anak-anak
untuk menggosok gigi. Dengan adanya anak-anak yang menjadi pemeran di iklan
tersebut membuat tidak hanya orang-orang dewasa tetapi anak-anak juga rajin
untuk menggosok gigi dan pastinya menggunakan pasta gigi Pepsodent.
- Iklan yang memiliki pengaruh rendah (low-involvement)
Pada
iklan tersebut diceritakan adanya monster-monster kuman yang menakut-nakuti
anak-anak. Di iklan ini Pepsodent kurang dapat mempengaruhi para konsumen
karena menurut kami iklan ini hanya dapat menakuti-nakuti konsumen saja
terutama anak-anak yang menonton. Karena jika dibandingkan dengan iklan-iklan
pepsodent yang berpengaruh tinggi, iklan tersebut memotivasi dan terdapat unsur
kebahagiaan sehingga konsumen yang menonton terpengaruh untuk menggosok gigi
mereka dan menggunakan produk pepsodent. Namun sebaliknya dengan iklan yang
terdapat monster kuman ini, konsumen menjadi takut sehingga memiliki pengaruh
yang rendah.
5. Retrival cues adalah stimuli yang membantu kita untuk mengambil memori tertentu. Pada penelitian ini, produk yang saya dapatkan adalah Samyang. Produk yang berasal dari Korea ini dikenal dengan mi goreng instan pedas rasa ayamnya yang sangat booming dan sedang dicari-cari oleh masyarakat umum apalagi para pecinta korea.
Samyang ini juga sangat populer di kalangan para Artis sosial media seperti youtube yang menggunakan produk ini untuk melakukan “Samyang Challenge”, hal ini dilakukan karena berdasarkan informasi yang didapatkan Mie Instan ini sangatlah pedas. Oleh sebab itu Samyang sangat dicari-cari oleh semua orang dikarenakan penasaran sehingga ingin mencoba akan seberapa pedasnya mi goreng Instan ini.
Menurut saya, branding produk ini sangatlah efektif untuk diterapkan dikarenakan rasa pedasnya yang membuat orang ingin membeli dan membandingkan rasa pedasnya apakah sebanding dengan rasa pedas yang sudah mereka rasakan. Apalagi dengan maraknya artis-artis sosial media favorit mereka yang melakukan Samyang Challenge sehingga para penggemarnya turut ikut membeli apa yang sudah dibeli oleh artis favorit mereka tersebut.
6. Produk yang memiliki positioning yang bagus dan positioning yang lemah dalam hal ini akan saya bahas adalah provider. Telkomsel (Halo) dan Tri. Berdasarkan positioningnya di mata masyarakat, telkomsel lebih bagus karena dibuktikan dengan jumlah pelanggan Telkomsel di Indonesia berjumlah sekitar 143juta pelanggan yang menguasai pasar provider di Indonesia.
Telkomsel dimata masyarakat dikenal dengan jaringannya yang luas dan cepat, kualitas jaringan yang stabil. Dikarenakan kualitas jaringannya yang paling bagus, banyak orang mempercayakan dan mengandalkan telkomsel untuk keperluas sehari-hari, terbukti dengan hampir setengah penduduk Indonesia menggunakan provider ini.
Sedangkan Tri, positioningnya dimata masyarakat adalah harganya yang sangat terjangkau. Sehingga tak dipungkiri pengguna Tri kebanyakan remaja atau yang masih sekolah. Bahkan banyak juga yang sudah bekerja juga menggunakan paket Tri ini. Namun yang sangat disayangkan, jaringannya yang sangat tidak stabil membuat urung masyarakat untuk menggunakan Tri walaupun juga dibandrol dengan harga yang terjangkau
Tidak ada komentar:
Posting Komentar